Cinta Halal - Part 2

By : Queen Falin

Kecewa-ku berhasil memisahkan kita untuk beberapa waktu, membuat ku sadar jarak ini tengah asik menertawakan kita. Membuat kita saling merindukan, namun tetap saja kita saling membentengi pertahanan diri dengan sedugang gengsi.


Seringnya pertemuan tak sengaja kita di tangga hingga saat-saat kita menjadi partner mengajar yang tak dapat kita hindari, membuat aku luluh dan menyadari bahwa aku sebenarnya tak berhak menghukum-mu sampai separah itu.

Entah bagaimana mula-nya, semesta kembali berbaik hati untuk mendamaikan kita dengan jarak. Mungkin karena semesta lebih senang melihat kita bersama tertawa dan turut gelisah melihat kita menjarak dalam sunyi. Alam menunjukan bahwa jarak yang kita ciptakan semestinya bisa kita perbaiki dan semesta membuktikan ketakutanku tidaklah terjadi, semua hanyalah masalah waktu.

Cukuplah itu menjadi alasan ku untuk selalu bersyukur atas nikmat bersama-mu.

Kemudian kita kembali mendekat, sedekat seperti hari yang lalu. Kamu mendadak menjadi tukang ojek yang siap sedia mengantarkan aku kemana saja ku mau. 

Cinta Halal - Part 1

By : Falin Nurul

Datanglah hari ini, hari yang sudah ku nanti sejak aku mengenal kamu yang kebaikan-nya tak dapat kutuliskan apalagi kugambarkan. Kamu yang tanpa imbalan hadir begitu saja, menemani, mewarnai dan tak perna meninggalkan meski aku sedang dalam keadaan yang konyol, marah bahkan menangis tak henti-henti.

Hari ini cinta darimu itu datang menyambut diri-ku, membuat aku merasa menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini. Aku bersyukur karena kamu-lah yang hadir di hidupku, aku bersyukur karena kamu-lah yang mencintaiku, aku bersyukur karena kamu-lah orangnya.

Tentang cerita kamu dan aku di masa lalu masing-masing, biarlah itu menjadi pembelajaran untuk kita di masa ini dan masa depan. Tentang perjalanan panjang dan perjuangan yang sudah kita lalui bersama pada hubungan ini teruslah mengenangnya, agar kita tetap saling menjaga cinta yang saat ini sudah halal dihadapannya.

Siapa yang sangka kamu si partner mengajarku saat itu, menjadi partner hidup saat ini. Aku ingat saat itu, kesan pertama yang kamu sampaikan kepadaku 'Galak banget si kak', saat aku menelpon adikku untuk menjemputku. Nama-mu pun tidak sengaja aku ubah saat aku memperkenalkan diri dan memperkanlkan kamu ke mahasiswa saat kelas pertemuan pertama kita, hahaha sok taunya aku ini.

Tentang kesan ku pada pertemuan pertama kita saat itu, ku anggap kamu hanya sebatas partner mengajar sama seperti partner lainnya, sungguh no heart feeling.

Sebelum kehadiran-mu pada waktu itu aku memiliki hati yang tengah ku jaga. Saat itu aku adalah assistant lab senior karena telah bergabung lebih awal satu semester daripada kamu (bukan senioritas ya). Kamu banyak bertanya tentang sistem assistant, hingga tanpa basa basi memintaku untuk menemani-mu keluar parkir bersama agar bisa bebas biaya parkir gratis 'hahaha memanfaatkan fasilitas'. Namun sudah ku katakan diawal paragraf ini, saat itu ada hati yang tengah ku jaga. Aku sengaja menahan kita pulang lebih lama, agar hati sedang ku jaga itu tidak mengetahui aku menemanimu. Tapi aku lupa, aku punya janji pada hati yang sedang ku jaga, ternyata ia menungguku, tapi aku tetap memenami-mu karena aku sudah meng-iya-kannya padamu.

Malam itu berlalu, 1 chat darimu masuk kedalam pesan di Line-ku. Chatnya singkat, hanya sekedar stiker, yang kemudian aku balas dengan stiker dan tanpa balasan darimu. Satu minggu berlalu, kita tak sengaja bertemu di musolah ruang dosen. Perdebatan pertama kita dimulai, eh tidak itu perdebatan kedua kita. Perdebatan pertama kita adalah saat perkenalan pertama di depan kelas, aku yang dengan so taunya memberikan nama panggilan baru untukmu.

Perdebatan kedua kita dimulai dari kepo-nya kamu, saat kita sedang ingin sholat magrib. Kamu bilang 'Ka Senja, kok chat aku gak di bales', aku yang merasa membalasnya pun bingung dan berkata 'Lho aku bales kok kak, kak Fajar yang gak bales-kan'. Lanjutlah perdebatan kita yang merasa saling benar, hingga aku merasa malu, karena stiker yang ku kirimkan ternyata sudah kadaluasa. Jadi chat stiker balesan-ku tidak masuk kedalam line-mu, itu tidak sepenuhnya salahku kan. Ahmad menjadi saksi perdebatan kecil kita saat itu. 

Malam itu kita mengajar bersama lagi kelas pertemuan kedua, dan selesai mengajar kamu memintaku (lagi) untuk menemani mu keluar, katamu agar ada yang menjaga-ku hingga aku di jemput.

Sejak saat itu kamu aktif chat aku, kamu awalnya menggunakan line, tetapi aku lebih aktif menggunakan BBM dan Whatsapp. Chat stiker kita tersimpan di line, dan kamu kembali mulai dengan chat baru di whatsapp-ku. Kamu yang merasa 1 tahun lebih muda dari-ku meminta ku untuk tidak memanggimu kak. 

Ohiya, aku belum menjelaskan kanapa kita menggunakan kak dalam setiap percakapan, karena itu adalah tradisi untuk para assistant lab saat sedang mengajar. 

Kamu mulai mendekati-ku dengan tingkah dan kesepakatan recehmu itu, kesepakatannya adalah kita tidak boleh manggil kak jika sudah selesai jam mengajar, jika di luar kelas ada yang manggil ‘kak’ maka harus meneraktir ice cream. Dan aku meng-iya-kan permintaanmu itu walaupun awalnya tidak mau, karena berujung aku yang menjadi sering meneraktir-mu ice cream.

Pertemuan kita yang seminggu sekali itu ternyata bertambah, hari selasa kita mengajar di kelas yang berbeda namun bersebelahan dan di waktu yang sama. Kamu selalu tiba lebih awal dan menungguku melewati kelasmu hanya untuk sekedar menyapaku, aku tersenyum.

Kita semakin dekat, kamu tidak lagi menungguku untuk di jemput pulang. Kali itu, kamu meminta aku mengizinkan-mu untuk mengatar aku pulang setiap hari rabu, saat selesai kita mengajar bersama. Saat itu tidak ada yang berubah untuk-ku, kamu tetaplah partner mengajarku dan aku tetap menjaga hati yang sedang ku jaga itu. Namun aku sadar kedekatan kita saat itu menyebabkan aku semakin menjarak dengan hati yang sedang ku jaga.

Siapa yang mampu mengontrol hati?

Aku tak bisa meninggalkan hati yang ku jaga, ia begitu baik padaku dan aku memiliki perasaan padanya. Ia membantu-ku menyelesaikan tugas akhirku, memberikan tempat untuk aku bisa riset di tengah aktifitas yang sedang aku jalani, aku seperti bergantung padanya saat itu. Sampai posisi itu akhirnya tergantikan oleh mu, entah karena usahamu yang begitu keras mendekatiku, atau aku yang mudah terbawa oleh-mu.

Teman kampusku Dinda yang magang di bagian marketing menanyakan pada-ku tentang-mu, katanya ‘Senja itu ada Asdos baru ya, nama nya siapa sih, kok ganteng ya kaya orang korea, kenalin dong yayaya’ hahaha begitulah si pecinta korea. Aku tau saat itu Dinda suka kamu, berharap untuk mengenal kamu. Kemudian aku bilang hal itu ke kamu dan berniat mengenalkan kalian, kalian sih udah kenalan. Tapi malah kita yang semaking saling mengenal.

Saat itu tak hanya kamu dan hati yang sedang ku jaga yang dekat dengan ku, Masih ada Ghani mahasiswa kelas malam dan Massa kaka kelas SMA ku yang saat itu berusaha mendekati-ku.

Bagaimana perasaan ku? Tetap untuk hati yang ku jaga.

Chat kita semakin padat dan rutin, kedekatan kita mulai asik. Sampai di suatu moment aku sedang berjalan ke kelas melewati perpustakaan, aku melihatmu. Aku sudah melewatinya, melewati perpustakaan. Namun aku tiba-tiba mundur, aku berjalan mundur untuk kembali melihat apa itu benar kamu atau hanya bayangan aku. Konyolnya, kamu pun berjalan kearah yang sama menghampiriku. Kita PA-PAS-an di depan pintu perpustakaan, teman-teman mu pun memertawakan tingkah kita, iya saat itu kamu sedang di perpustakaan bersama teman-temanmu. Saat itu seperti ada magnet yang menarik kita untuk saling bertatap, semesta seperti tak ikhlas jika kita hanya saling melewatkan. Gugupnya kita saat itu sangat lucu, dan aku selalu mengingat moment itu.

Aku seperti mulai menyukai deketan kita.

Kamu tak hanya mendekatiku, kamu mendekati orang tuaku bahkan kedua adikku. Adik-ku yang paling ganteng itu biasanya galak banget sama teman cowo yang suka main kerumah, entah dia jadi marah-marah, atau bahkan pernah ada yang di pukul-pukul pake sapu. Tapi sama kamu? Adik ganteng-ku itu baik banget, bahkan sama hati yang tengah ku jaga itu adik-ku pernah mukul motornya buat nyuruh pulang.

Aku mulai manaruh hati padamu, disaat itu masih ada dia yang hatinya ku jaga. Lalu muncul notifikasi di layar handphone-ku ada request pertemanan baru di Instagram-ku, aku liat profilnya following with kamu. Aku menanyakan tentang dia, katamu jangan di terima, ku tanya kenapa, kamu hanya bilang ‘jangan terima aja, nanti malah bikin berantakan’. Aku penasaran, aku menerima requestnya, ternyata ia mantanmu. Dia juga nge-add line aku, kemudian mulai ngechat aku (hehe sepertinya dia stalking kita) karena update-an status mu di line aku komen.

Dia bilang pada-ku waktu itu, “Gpp saat ini lo yang ada di samping Fajar, tapi gue punya kekuatan doa”, katanya kekuatan doa lebih kuat dari kebersamaan kita. Aku tersenyum dan membalasnya “Berdoa berdua dan saling mendoakan itu jauh lebih kuat, di banding-kan doa sendirian”. Jujur balasan chat itu adalah saran dari sahabat-ku tersayang Aisya, sambil kami menertawainya.

Kemudian aku tahu dari-mu, bahwa dia setiap hari ‘pagi-siang-sore-malam’ aktif chat kamu di sms karena linenya kamu blokir. Chatnya panjang, berisikan kata-kata indah yang menunjukan perhatian pada-mu, merayu-mu untuk kembali padanya dan cerita-cerita tentang kenangan yang sedang dia usahakan untuk menarik-mu lagi. Kamu sempat membalas pesannya sesekali dan mengatakan padanya untuk tidak mengganggu-mu.

Tapi aku katakana padamu bahwa, sebaik-baiknya sikap kita terhadap pengganggu adalah dengan tidak sama sekali menghiraukannya.

Aku sempat mempunyai pengalaman di ganggu oleh seseorang dari masalalu-ku juga, bahkan gangguannya pernah sangat kejam. Dari yang awalnya mengatakan rindu, ingin kembali padaku, hingga menghina ku dan menyumpahi aku. Sudah pernah ku alami, tapi aku tak pernah menghiraukannya. Karena aku tau, ketika aku membalas satu saja pesan darinya maka aku sudah merusak prinsip dan pertahananku.

Dia lelaki dan dia perempuan dari masa lalumu dan masa laluku tak perna menjadi sesuatu yang penting untuk kita. Kita tetap berjalan hingga akhirnya si pengganggu itu dapat berhenti dengan sendirinya. Saat itu kamu juga tahu bahwa aku di dekati oleh pria lain. Itu juga tidak menjadi penganggu untuk kita.

Kita beriringan layaknya teman dekat, aku sudah mulai menyadari hatiku, dan perasaanku untuk hati yang ku jaga kini mulai berkurang. Aku menjadi lebih dekat dengan mu dan semakin menjarak dengan-nya, meski sesekali aku masih bertemu dengan hati yang ku jaga untuk menyelesaikan tugas akhir-ku tanpa sepengetahuan kamu. Kita tidak terikat status yang tidak jelas.

Sampai disuatu waktu kamu mencoba mengikuti hobi-ku untuk nanjak (bukan nanjak naik gunung), tapi nanjak untuk menikmati air terjun. Ini kali pertama katanya kamu pergi ke curug dengan posisi kamu yang membawa motor. Aku mungkin sudah beberapa kali ke curug, dan biasanya aku touring bersama tim adventure, geng rempong atau bersama teman sekelasnya hati yang tengah ku jaga, selalu di bonceng dan tidak tahu jalan. Aku pernah menjadi pemimpin jalan touring saat bersama dengan hati yang ku jaga, namun dia yang mengetahui jalan, aku hanya di bonceng dan menikmati perjalanan.

Ternyata kamu belum pernah pergi ke curug di Bogor, katamu waktu di bonceng itu kamu di Yogya. Kecewa pertama ku terhadapmu, kamu terlambat menjemputku untuk ke curug. Kita berangkat cukup siang dan sejujurnya aku sudah tidak berminat untuk pergi, namun kita tetap berangkat. Bermodalkan Maps kita jalan aja gitu, berhenti sholat zuhur di masjid Munawarah Sentul dan membeli makan siang nasi padang untuk bekal. Dari sentul kita lanjut nanjak mengikuti jalan, namun karena tanjakan tinggi yang mungkin belum pernah kamu lewatin, kita terjatuh.

Kita masih baik-baik saja, aku masih mau di hubungi olehmu. Lusa-nya kamu kembali ke rumahku, mengajak-ku dan kedua adik-ku pergi makan keluar. Kemudian ada satu hal yang sangat mengejutkan baru ku ketahui, aku tak bisa menerimanya. Dan kesan ku saat itu, sangat turun drastis terhadapmu. Aku memilih untuk menjauhimu, dan aku memintamu menjauhiku. Kamu tanya kenapa, aku tak dapat menjelaskannya. Aku berusaha menghidarimu.

Sayangnya pertemuan kita setiap hari rabu tak bisa untuk aku hindari, aku tak bisa menukar jadwal mengajar untuk menggantikan aku. Aku masih tetap mengajar untuk menyelesaikan amanat yang sebelumnya aku terima. Kamu yang masih bertanya-tanya terus mendesakku. Hingga saat adik-ku terlambat datang, kamu memaksa-ku untuk mengizinkan kamu kembali mengantarku pulang. Aku menolak dan langsung naik angkutan umum.

Ternyata kamu mengikutiku. Katamu, kamu ingin memastikan aku tetap baik-baik saja sampai ke rumah. Aku terhenti dan akhirnya memberitahu-mu alasan kekecewaanku. Aku sadar betul perkataanku saat itu sangat menyakitkan untuk kamu. Kesalahan-mu memang tidak fatal, namun aku tidak bisa lagi menerimanya. Aku Trauma.


Malam itu, kamu sudah mengetahui bagaimana kecewa-ku dan bisa menerima itu. Kemudian kita menjarak sesuai dengan permintaanku.

Lalu bagaimana bisa kini kita menjadi sepasang?

Pertanyaan itu kembali aku tanyakan, siapa yang bisa mengontrol hati? Bahkan meski kecewa-mu saat itu kamu rasa tak dapat di obati. Ternyata Allah menakdirkan yang terbaik untuk hamba-nya, menjauhkan yang tidak senada, mendekatkan dengan yang paling seirama. Kelanjutan cerita ini menjadi tulisan menarik yang akan aku kembangkan, beriringan dengan langkah kaki kita bersama.

Puisi 6 September 2019

By : Falin Nurul

Bagaimana bisa sakit itu terasa, ketika kamu yakin kamu sangatlah mencintainya
Bagaimana bisa cinta dari-nya, begitu membuatmu terluka
Jangankan tawa, senyum saja sudah tak lagi di temukan
Luka yang kini terasa, membuatmu tersadar bagaimana cinta itu bekerja


Kemudian pertanyaan itu kembali di tanyakan,

Bagaimana bisa, air mata deras justru mengalir dari orang yang paling terkasih
Bagaimana bisa, orang yang kita kasihi akhirnya membuat air mata itu mengering
Air mata yang tak lagi dapat menetes seakan menjadi penanda
Entah mengapa ia berhenti membasahi pipi, hilang meski luka itu sedang sakit-sakit-nya


Lalu aku menyimpulkan bahwa,

Cinta dan kasih sayang itu seperti langkah yang beriringan
Ia bergandengan saling membuktikan bahwa mereka akan selalu berhubungan
Cinta tanpa kasih sayang itu seperti makan mie ayam tanpa mie dan ayam
Kasih sayang tanpa cinta itu seperti aku tanpa kamu


Aku tak bisa tanpa kamu, meski kamu baik-baik saja tanpa aku


Tag : ,

Jarak dan Bahagia

By : Falin Nurul

Kebahagian sederhana yang selalu kau ciptakan itu membuat aku merasakan jatuh cinta yang indah, berkali-kali. Meski ter-jatuh itu membuatku sakit tidak hanya sekali dan mengharuskan aku saat ini menjadi sekuat baja, itu tak apa. Aku tetap bahagia. Melihat senyummu, mengetahui keadaanmu.

Namun jarak kini sangat menyebalkan untuk ku, meski aku memilih untuk bertahan. Mencintaimu itu adalah hal yang tak perna bisa dapat ku lupakan, dan akupun tak pernah mampu untuk mencobanya. Sejauh apapun jaraknya kini, engkau tetaplah engkau yang sangat ku cintai, itu kata yang terucap dari hatiku.

Meski senyummu kini tak lagi terlihat, meski tawamu tak lagi terdengar. Aku berharap kamu tetap baik saja. Baik seluruhnya, luar dan dalam. Aku sangat berharap, jarak ini tidak lagi sebercanda ini memisahkan kita. 

Bukan, aku sangat paham ini bukan kehendak kita. Kita seperti tak punya kuasa, bahkan kuasa pada diri kita sendiri. Alam seakan menarik bahagianya dan tak membiarkan kita tertawa walau di temani jarak, untuk mentertawainya. Hahahaha




Tag : ,

Prikotes, Interview HR, dan Interview User di Kurnia Ciptamoda Gemilang

By : Falin Nurul

Interview di Kurnia Ciptamoda Gemilang (Charles & Keith – Pedro)

Hi hi sobat Jobseeker, kali ini gue mau berbagi pengalaman gue interview di KCG sebagai Business Data Analyst.
Sebelumnya gue ngelamar pekerjaan tersebut di Jobstreet tanggal 11 Desember 2018, dan di panggil buat interview di tanggal 14 Dec 2018. Namun karena satu dan lain hal gue gak bisa dateng buat interview di tanggal 14 Dec 2018, akhirnya gue reply email Mba Asti dan request untuk di reschedule Hari senin nya tanggal 17 Dec 2018. Tapi sampe akhir bulan Dec 2018, berganti tahun 2019 gue masih belum mendapatkan email balesan untuk interview kembali. Setelah lama menanti, tepat Rabu 2 Jan 2019 sore, gue di tlp kemudian di email sama Mba Tanti untuk ikut psikotes Jumat 4 Jan 2019.
Gue prepare alat tulis dan browsing tentang KCG biar lancar aja gitu, kalo nanti langsung di interview, jadi udah tau tentang apa itu KCG (haha pede emang anaknya).
Dateng dengan niat 10 menit lebih awal, tapi nyatanya nyampe sana malah udah lewat 3 menit dari jam seharusnya. Pas gue dateng jujur sih pertamanya gue bingung karena lokasi nya itu berada di area perumahaan. Nyempil gitu loh, tapi untungnya di depan gerbang masuknya ada security yang standby dan di posnya pun ada logo KCG. Gue nuker KTP di pos di ganti dengan kartu visitor. Kemudian gue di arahin ke lokasi tes, lokasinya gak jauh lah dari jalan depan (bukan masuk yang lewat tangga atau lift ya). Pas gue masuk disana udah full (sisa satu kursi) wah pas banget nih, padahal di belakang gue ada juga yang lagi nuker KTP.
Ruangannya menurut gue sangat kecil sih untuk ukuran peserta tes 20an orang. Setelah gue pun masih ada sekitar 4 orang yang dateng loh, dan 2 orang sampe pisah ruangan di ruangan interview.
Setelah menunggu sekitar 15 menitan, hadirlah para HR. Kemudian langsung menjelaskan mekanismenya, dan membagikan lembar soal dan jawaban untuk psikotes.
Tes pertamanya tes pilihan ganda, ada 50 soal yang dikerjaain dalam waktu 20 menit. Setelah tes itu lanjut tes kedua tes yang memiliki dua pernyataan, dan pilih satu pernyataan mana yang paling mendekati dengan diri kita. Lanjut setelah tes kedua, adalah tes menggambar orang dan menggambar pohon.
Setelah selesai tes kita di panggil masuk sekitar 4-5 orang buat interiview sama HRnya keruangan samping. Sistem interviewnya unik sih menurut gue, walaupun menjadi kurang kondusif juga sih. Ohya, yang interview itu gak cuma dari satu posisi aja, pas gue tanda tangan absen, posisi Business Data Analyst cuma ada 4 orang, sisanya ada yang Part Time, ada yang Fashion Design, dll. Terhitung lumayan lama sih gue pas di panggil, dan orang yang udah selesai interview di perbolehkan untuk langsung pulang (gitu kata kenalan gue yang udah masuk interview duluan).
Sampai lah akhirnya nama gue di panggil buat interview. Pas gue masuk keruang interviewnyanya ternyata 1 HR meng-interview 1 candidate, cuma dalam ruangan yang sama, makanya kenapa gue bilang menjadi kurang kondusif. But, Alhamdulillah gue lancar untuk interview sama HR nya, walaupun sempet 2 kali agak budeg karena suara Mba Asti (yang interview gue) lebih kecil dan saking ramenya ada interview disana. Pertanyaannya simple semua sih menurut gue, kaya misalnya jobdesc nya di perusahaan yang sekarang seperti apa, terus pertanyaan seputar keluarga, 5 tahun kedepan akan menjadi seperti apa dll. Di selingan saat interview Mba Asti nanya “hari ini cuti atau balik ke kantor?”, gue bilang “saya lagi cuti mba” karena memang lagi cuti sih, terus dia nanya lagi “mau langsung interview sama Usernya gak?”, terus karena gue tidak mendenger itu dengan baik, gue malah jawab gini dong “Oh, kira kira kapan di kabarin ya mba untuk bisa dapet kepastian buat interview sama usernya”, terus Mba Asti jawab lagi dengan sabarnya “Ini saya WA Usernya dulu ya. Biar kamu gausah cuti cuti lagi, jadi sekalian aja interview user ya, gpp kan”. Seneng sih dan ngucap di dalem hati, wah alhamdulillah cepet banget prosesnya bisa langsung interview user. Selesai lah gue dari sana jam 11.30an, kemudian gue disuruh nunggu jam buat jam set 3 interview dengan user (cukup lama ya gaes, maklum hari Jumat).
Gue balik sebelum Jam 15.00 dan langsung nyari Mba Asti, kemudian gue diajak ke lantai atas. Masuk melewati ruang kerja KCG yang rame dengan karyawan sana. Terus masuk ke ruangan meeting yang lumayan besar ketemu sama usernya. Berlansunglah interview gue tersebut, Interview yang sangat enjoy sih menurut gue. Sampai di tahap akhir muncul pertanyaan dari bapak User “kamu sekarang lagi apply di mana lagi, selain disini?”. Honestly, gue sangat bingung mau menjawab apa, hahaha.  Tapi akhirnya gue menjawab dengan jujur, “saya sedang proses di Nexsoft juga Pak, tinggal tanda tangan kontrak”. Kemudian entah kenapa dia menawarkan gue untuk posisi yang lain juga saat itu (sayangnya gue lupa posisi apa saat itu) tapi dari segi pekerjaan sama untuk menganalisa data juga sih.
Selesai lah interview gue dengann user saat itu, menunggu informasi lanjutan yang sangat terlambat. Karena akhirnya gue udah menjadi karyawan di tempat gue bekerja sekarang.


Good luck guys buat siapapun, yang ngelamar di posisi apapun. Semoga berjodoh di perusahaan impian kalian :D

Tag : ,

Traveling To Yogyakarta

By : Queen Falin
Hai Hai sahabat pembaca!!!

Kali ini gue mau share pengalaman gue ngtrip di Yogya bareng sama keluarga. Trip sederhana sih, tapi ini trip pertama gue bareng keluarga, karena dari kecil gak punya kampung halaman  (hiks curhat).

The first trip bareng keluarga ala Falin....

Berangkat 2 minggu setelah lebaran 2018 bersama Mamah tercinta, kedua adik tersayang Fanny dan Rizky dan si Mas Suami sebagai tour guide. Berangkat menggunakan kereta api, keberangkatan jam 22.00 WIB dan tiba pukul 06.00 di Yogyakarta. Selama 3 malam di Yogya kita stay di Prawirotaman street.

Setelah sampai kita langsung ke hotel buat keep barang di resepsionis, kemudian menuju destinasi pertama kita 'Candi Borobudur'. Sejujurnya sih nyesel banget karena kita langsung ke Candi Borobudur, padahal tau badan masih gak nyaman(semaleman tidur di kereta), dan di Candi Borobudur itu kita di-harus-kan untuk nanjak yakhan. Selesai dari Candi Borobudur kita ke ke Candi Ijo (jauh memang, sangat tidak searah, maklum tour guidenya newbie jadi tour guide, padahal pernah stay lama di Yogya). Setelah dari Candi Ijo kita langsung ke Tebing Breksi buat liat sunset (so beautiful) dan sebelum sampe ke hotel kita makan bakso yang endos 'Bakso Tengkeleng'.

Keesokan hari-nya pukul 08.00 kita langsung berangkat ke Pantai di daerah biaya masuknya lumayan murah, ada beberapa pantai di daerah sana dan sepanjang jalan menuju pantai banyak tebing yang cantik banget. Setelahnya kita ke Hutan Pinus Mangunan Yogyakarta dan menjelang sunset langsung ke Lintang Sewu nikmatin waktu bareng keluarga sambil di temenin jajanan disana.

Lanjut di hari berikutnya, oranng tua dan kedua adik gue stay di hotel (berenang dan nikmatin hotel). Gue diajak sama si Mas untuk ikut ke Trah keluarganya, kumpulnya itu di tempat makan yang juga enak sih menurut gue (Tapi sayang lagi lagi gue lupa namanya apa dan gada record di rekaman hp gue, saking menikmati moment kumpul bareng keluarga si Mas). Menjelang sore gue langsung ke malioboro (Maklum mamah baru pertama kali ke Jogya). Selesai belanja ini dan itu kita langsung ke Alun-alun kidul, sampe malem dan gak inget waktu.


Hari terakhir trip ini, kita abisin waktu buat beberes dan berenang di Hotel sampe jam 12 siang. Pulang menggunakan Bus dari Semarang-PuloGebang.

Alhamdulillah semua selamat sampai tujuan.
Tag : ,

Pengalaman Psikotes, Interview dan Technical test di Indomobil Finance

By : Queen Falin
Hallo Sahabat Pembaca!!!

Gua mau share nih pengalaman gue interview di Indomobil Finance sebagai IT System Developer. Interview ini sebenernya udah lumayan lama sih sekitar Mei 2018 lalu dan baru gue share sekarang karena emang gua lagi pengen nulis aja sih hehehe. Interview langsung di Indomobil Tower, di Jl. MT Haryono Kav 11 – Cawang, Pukul 08.30.

Saat itu gue apply lowongan via Jobstreet dan dapet panggilan untuk psikotes via email, semacem invitation dari jobstreet gitu sih. Gue dateng 15 menit sebelum psikotes di mulai, nuker KTP dulu di bawah dan langsung ke Lt 13. Pas udah di lt 13, gue tanda tangan absensi di resepsionis dan langsung masuk ke dalem ruangan. Semacam ruang meeting gitu dan di situ ternyata emang udah rame ya, ada sekitar 60 peserta lainnya (kalo ga salah). Disana gue kanalan sama beberapa orang, yang ternyata ngelamar di posisi yang berbeda kaya account officer dan accounting treasury. Tapi psikotesnya tetep sama dan barengan ya.

HR pun tiba dan mulailah psikotes. Testnya ada beberapa tahapan gitu. Test yang pertama itu, soal pilihan dan essay kaya persamaan, lawan kata, matematika sebanyak 50 soal, dan di kasih waktu kalo ga salah 30 menit (lupa soalnya dah lama ya). Lanjut langsung test kedua itu test kraepelin gitu loh, yang gatau apa itu test kraepelin klik disini ya. Dan test ketiga itu test yang menentukan kepribadian kita sih kalo menurut gue, jadi kaya ada dua pilihan pernyataan, dan lo harus milih satu pernyataan aja, yang mana yang lu banget gitu dan di isi dengan melingkari panah atas atau bawah di kertas jawaban. 

Setelah psikotesnya selesai kita di suruh nunggu 30 menit untuk pengumuman.

Alhamdulillah saat itu hasilnya gue LULUS Psikotes. Hasilnya itu di umumin berdasarkan nomor urut yang di tulis di kertas jawaban kita (yang di itung di awal dari depan ke belakang). Candidate yang nomer urutnya gada di list langsung di perbolehkan untuk pulang. Setelah pengumuman kita yang lolos langsung interview sama HR nya, Cuma ini interviewnya borongan gitu loh (1 HR, 5 candidate).

Gue udah dag dig dug dong karena udah sampe yang terakhir kok nama gue belum di panggil, padahal tadi ada nomor urut gue lho, dan disana sisa 5 orang cowo (ngeri soalnya kan yang lain interviewnya 5 orang). Was was lah gue, apa iya gue salah. Dan akhirnya di panggilah lah nama gue dan bener aja kan interview sama 5 cowok itu barengan (jadi berenam), ngedown sih engga, cuma jujur ya gue minder banget. Yah nothink to lose lah ya.

Interview pun di mulai! Interviewnya simple sih, kita cuma di suruh memperkanalkan diri kita kaya nama, jurusan kuliah, lulusan mana, 3 pengalaman terakhir, dan apa alesannya mau bergabung sama IMFI. Sesimple itu sih, dan Alhamdulillah gue lancar memperkenalkan diri, karena gue yang pertama kali disuruh (syukurlah kalo yang terakhir pasti tambah ngedown karena ternyata ada candidate yang pekerjaannya dosen yang ngajar praktikum).

Setelah interview selesai seperti biasa kita di kasih info untuk nunggu panggilan dua minggu. Tapi Alhamdulillah lagi lagi gue ucapkan, karena siang Jam 13.28 WIB pas gue nyampe rumah gue dah dapet email lagi buat besok langsung technical test. Gue bener bener gada persiapan sih buat technical test itu, karena gue fikir ya sebatas test online mengenai teori doang (terlalu so pinter). Ternyata eh ternyata, tes nya ngoding dong, tapi ngoding di kertas. Ada 5 soal, tapi nomor satu itu soal 1a, sampe 1e jadi ada 10 soal yes! Ngoding aja gitu bikin angka berurut macem piramid dll lah ya. Saat selesai sih gue udah 60% pesimis! Oh iya itu gue technical test bareng lagi sama 6 cowo, 1 orang yang kemarin gue liat pas psikotes, yang 5 lainnya gue ga ngenalin sih (yang jelas bukan yang interview bareng gue). Yaudah gitu, selesai technical test, akhirnya kita disuruh nunggu lagi buat hasil tesnya. Dan setelah dua minggu hingga detik ini gue belum dapet lagi panggilannya, so kalian tau kesimpulannya lah ya.

Sekedar informasi dari HR nya sih waktu interview, “kalo misalnya nanti gada panggilan lagi atau kalian gagal, kalian bisa nyoba apply lagi setelah 6 bulan, karena data pelamar akan ada di databasenya IMFI selama 6 bulan tersebut.”



So! Good luck buat kalian yang akan test di Indomobil Finance!!! 
Tag : ,

Sungguh atau Singgah

By : Queen Falin
Apalagi yang diharapkan seorang wanita dewasa ketika menjalanin hubungan, selain sebuah langkah yang pasti untuk menuju keseriusan. Keseriusan untuk menyempurnakan separuh agamanya, keseriusan untuk bersama-sama beribadah kepada Allah S.W.T. Ku rasa itu adalah sebuah pengharapan sederhana yang di inginkan semua wanita. Mas, aku termasuk salah satu wanita yang mengharapkan hal itu. Mengingat kebersamaan kita telah sejauh ini, mengingat bukan lagi sejam, sehari atau sebulan, tapi tahun ke tahun sudah kita lewati berdua mas. 

Salahkah wanita yang tengah merindu ini?

Bagaimana bisa sebuah rasa rindu menghancurkan hubungan kita? Itu tanyamu. Aku tak mengerti kenapa aku bisa seegois ini untuk dapat memiliki kamu secara utuh. Jika memang cinta dan harapan ku itu salah, jika kita memang hanya saling menyakitkan. Tak ada alasan untuk dapat mempertahankan jika kita hanya saling menyakiti. Jarak yang kau ciptakan itu, aku tak bisa menahannya mas. Jika kau tak sungguh, ku mohon jangan lagi singgah. Jika kau sungguh-sungguh, kau tau aku selalu menunggu.
Tag : ,

Bukan Tentang Kita

By : Queen Falin
Ada yang terluka karena cinta
Mengalah untuk kebahagianmu bersama dia
Aku yang hanya mengetahui dan menyimpan
Tanpa mengeluhkannya kepadamu                                                           
Kamu yang kembali datang walaupun hanya sesaat 
Sudahku lepaskan duri itu, tapi kamu tetap bertahan padanya
Kau bilang semuanya telah teratur pada waktunya 
Tapi kenyataan kau tak juga melepaskannya
Kau justru menjauhi aku
Mungkin tak terlihat olehmu, tapi selalu aku mengawasi
Mungkin sudah tidak lagi kamu membutuhkanku
Dan kamu kian menjauh, tak nampak lagi menghampiriku
Aku yang seharusnya pergi, namun hanya diam ditempat
Bukankah kamu yang dulu mendekati?
Lalu kenapa kamu pula yang menjauhi?
Jadi sekarang harus aku yang terus berjalan



Tag : ,

© Queen Falin